Rabu, 04 Juni 2008

Mereka bagaikan "Spons"

Sekitar 7 hari yang lalu, kami kedatangan tamu dari negeri jiran, Malaysia. Kami sekeluargapun mengajak mereka makan siang di sebuah rumah makan bernuansa saung dengan kolam ikan di Yogyakarta. Pihak restaurant menyuguhkan lagu-lagu (tepatnya lagu orang dewasa, bukan lagu anak-anak) untuk menemani para pengunjung sembari menunggu menu pesanan tiba. Lagu yang diputar antara lain: Sempurna (Andra & the BackBone), Dia Milikku (Yovie & the Nuno), Terimakasih Cinta (Afgan), dll. Kami semua sempat tersenyum-senyum dibuat takjub oleh anak saya, Aaqila (2 tahun) yang juga turut serta, karena ia mengikuti semua lagu tersebut dengan jelas (tentunya untuk ukuran anak seusianya). Bahkan salah satu dari kami berkomentar "wah...Aaqila sudah bisa bikin satu album neehh...". Catatan yang perlu diketahui, saya telah berusaha untuk mengurangi tayangan televisi, terutama tayangan lagu-lagu orang dewasa, untuk dia.

Beberapa waktu sebelum itu, saya dan suami mengajaknya belanja bulanan di sebuah supermarket di Yogyakarta. Saat itu pihak supermarket juga menyuguhkan lagu-lagu orang dewasa bagi pengunjungnya. Salah satu lagu yang diputar ada yang relatif jarang diperdengarkan dimana-mana termasuk di televisi. Dia diam mendengarkan. Hanya dengan mendengarkan 1-2 kali reff-nya, ketika reff ke-3, ia sudah langsung ikut berdendang mengikutinya.

Subhanallah... Anda bisa bayangkan bukan.... Anak-anak seusia mereka (1,5 - 3 tahun), seperti yang para pakar katakan, mampu menyerap (bisa diistilahkan dengan "belajar") segala sesuatu dengan sangat cepat. Seperti spons yang dapat menyerap air dengan cepat. Jadi kita, para ayah dan bunda, harus bijak dalam bersikap. Perlu lebih cermat dalam memilih kata yang diucapkan. Karena mereka akan dengan cepat mencontoh. Ingat bahwa sikap, perilaku dan karakter anak akan terbentuk dari lingkungannya.

Mari ciptakan lingkungan yang "sehat" buat anak-anak kita untuk tumbuh.